Stokis MCI Jakarta Selatan
Home » Blog » OBAT ANTI NYINYIR

OBAT ANTI NYINYIR

OBAT ANTI NYINYIR

Hidup di era media sosial memang banyak
dramanya. Bayangin aja, apapun yang dilakuin dan diposting sama kita,
bakal dikomentarin sama orang. Bener, kan?

Ya wajar, namanya juga media sosial.

Kalau gak mau dikomentarin, ya gak usah posting apa-apa. Silent reader aja. Simpel. Gitu doang.

Sayangnya, kita sudah terlanjur “nyebur” di media sosial. Buktinya,
Anda tercyduk sedang membaca status ini, dan nanti bakal komen, juga
share. Hehe

Nah, atas dasar itulah, kali ini Saya pengen sharing tentang fenomena nyinyir. What is the meaning of “nyinyir”?

Kalau Anda cek di mbah Google, nyinyir beda jauh artinya dengan
nyindir. Namun, kebanyakan orang yang hidup di jaman now menganggap
artinya sama. Yowis, kita samain aja, supaya satu frekwensi.

Misal nih, pas kita buat status gini:

“Alhamdulillah,
orderan kalung couple life secret woman & life secret man makin
hari makin laris manis. Gak nyangka makin banyak yang peduli kesehatan
buat pasanganya…”

(Kayak kalung yang kita pakai lhoo)

Eeeeeeh tiba-tiba ada orang yang nyeletuk di komen:

“Halah, dipamerin yang kayak gitu juga” moduuusss!!

…dan sejenisnya.

Gubrak! #garuk2tembok

Pernah ngalamin kaya gitu? Atau bahkan lebih parah daripada itu?

Misal nih:

Pas posting foto-foto di luar negeri, dicap pamer…

Pas posting screen shoot testimoni, dikira sombong…

Pas posting gambar-gambar jualan, dianggap spam…

Posting bonus2 hasil bisnis di cap pamer juga…

Mungkin si nyinyirun juga bakal pasti komen liat foto di dalem mobil
kayak gini, beuuh mobil baru nih yeee..paling juga pinjem ke bank!!! #sorryyahasilbonusMCIlhooo

Pernah ngalamin?
Hadeeeuh… Salah terus ya!

By the way, Saya pun pernah mengalaminya, bahkan sering. Banget. Uh! Makanan sehari-hari.

– ngasih solusi produk buat temen yang sakit, dikira iklan
– citcat sama temen lama, dicurigain
– kasih harga diskon, dikira gak laku
– kasih harga normal, dikira tega
– kasih info seminar, dikira modus

Wadawww!!!

Salah wae aing mah… Nasib rengginang di kaleng Khong Guan yeuh!

Untungnya, Saya gak baperan.

Meminjam pepatah jadul, “Biarlah anjing menggonggong, kafilah berlalu”. Sakarepmu wis… wkwkwk

Bicara soal nyinyirun (si tukang nyinyir), sebenarnya mereka itu gak jahat, cuma memang dia itu EKSIS lewat omongannya. Hehe

Makanya, bagi dia, sing penting bisa ngomong dan mengemukakan isi
pikiran, embuh bener opo salah. Hal-hal yang gak penting, bisa jadi
penting baginya. Pokoknya, dia kelebihan waktu untuk ngomentarin hidup
orang. Salut lah pokoknya!

Lantas, bagaimana sikap kita merespon cibiran dan nyinyiran tersebut?

Pertama, ABAIKAN.

Ya, abaikan. Cuekin aja!

Bayangin.

Pas kita bermimpi, mereka meragukan.

Pas kita berhasil, mereka bilang kita beruntung.

Pas kita gagal, mereka gak mau bantu.

Serba salah! Jadi, cuekin aja.

Rada susah emang mengontrol respon mereka. Bukan rada lagi, tapi emang susah, uncontrol, bukan dalam kuasa kita.

Hak mereka kalau memang mau nyinyir, asalkan kita gak tersindir & gak baperan.

Kedua, MAAFKAN.

Ya, maafkan. Saya yakin, ada diantara cibiran dan nyinyiran mereka yang
nyakitin hati kita. Kalau itu benar-benar terjadi, akibat dari kita
yang baperan itu, maka maafkan saja kelakuan mereka.

Maafkan saja…
Gak ada ruginya memaafkan orang.

“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf,
serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf :
199)

Bahkan, jika kita terbiasa memaafkan perbuatan dan kesalahan
orang, itu lebih utama daripada sedekah yang diiringi perkataan yang
menyakitkan. Seperti dalam firman-Nya:

“Perkataan yang baik dan
pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang
menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263)

Jadi, maafin aja. Udah, jangan diambil ati.

Ketiga, DOAKAN.

Ya, doakan. Mari kita doakan semoga Allah mengampuni dosa-dosa mereka (juga kita).

“Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih
mengetahui apa yang mereka sifatkan.” (Q.S. Al-Mu’minun: 96).

Kita mesti malu dan mencontoh Rasulullah.

Nabi Muhammad yang diutus oleh Allah SWT untuk menyucikan jiwa-jiwa
kotor, hati kusam, dan mengajarkan akhlakul karimah, bukannya disambut
dengan baik oleh orang-orang Quraish saat itu, tapi malah dicibir,
dinyinyir, dicemooh, dihina, difitnah, dan dihujat. Tidak jarang, bahkan
beliau dilempari tulang belulang, kotoran unta, dan diludahi ketika
beribadah di Ka’bah. Namun, apakah beliau membalas semua tindakan keji
itu dengan tindakan yang sama? Ternyata tidak!

Gak cuma itu…

Dalam peristiwa Thaif, ketika Rasulullah SAW datang bersama para
sahabat mencari perlindungan, beliau malah dilempari batu hingga
berdarah. Dalam kondisi yang demikian, ternyata bukan kemarahan dan
dendam yang ditunjukkan Rasulullah. Beliau malah MENDOAKAN orang-orang
yang melemparinya agar segera mendapat hidayah dari Allah SWT. Padahal,
para malaikat yang diutus oleh Allah SWT telah menawarkan kepada beliau
untuk menghukum mereka. Ibarat kata nih, kalau Rasulullah bilang “iya”
saja kepada malaikat, maka itu orang-orang yang berbuat jahat kepada
Rasulullah akan langsung dijadiin tempe mendoan semua, alias benyek.

Tapi Rasulullah SAW menolak tawaran tersebut, malah beliau berbuat
kebaikan kepada orang-orang yg menzalimi tersebut dengan mendoakan
mereka agar mendapat hidayah. Terbukti, sebagian besar dari mereka
memeluk agama Islam dan menjadi pembela Rasulullah paling depan di
medan-medan perang.

Begitulah Rasulullah…

Lha kita?

Baru dicibir dan dinyinyir aja udah baper plus pengen bales dengan perbuatan lebih kejem. Ampun dah!

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab:
21).

Nah…

Sembari Anda melakukan hal-hal di atas,
barulah Anda “membungkam” semua cibiran dan nyinyiran mereka dengan
karya dan prestasi nyata. Percaya deh sama Saya, kalau Anda udah sukses,
mereka yang awalnya membenci Anda, lama kelamaan kagum juga.

Seperti kata Mas Ibrahimovic, “Berikan Saya haters yang baru, karena haters yang lama sudah jadi fans…”. Beuh, gaya!

Dan pastinya, selain itu semua, kita pun mesti evaluasi diri, karena
bisa jadi ada diantara omongan mereka yang bener. Responlah dengan
kacamata positif, InsyaAllah mentramkan hati.

Ibarat pupuk. Pupuk
itu kotor, jijik, geuleuh, nggilani, tapi kalau pohon udah dikasih
pupuk, pasti tumbuh, pasti membesar, karena pupuk itu nutrisi.

Begitupun dengan cibiran dan nyinyiran, itu pupuk buat kita agar terus bertumbuh.

Makin dicibir, makin tumbuh…
Makin dinyinyir, makin besar kapasitas diri kita…

Jadi, santai aja. Karena cibiran dan nyinyiran itu pasti ada.

Tugas kita, jangan sampai mengizinkan hal-hal buruk merasuki pikiran dan perasaan kita.

Seperti pesan Mahatma Gandhi, “Nobody can hurt me without my permission”.

Artinya: Tak ada seorang pun yang dapat menyakitiku tanpa seizinku. So, ojo baperan! Okey?

Ingat, Nyinyir tanda tak mampu.
Mau, tapi gak mampu.

Dengan kata lain…

Nyinyir bisa berarti dengki, karena tak senang melihat orang lain bahagia.

Nyinyir pun pertanda bahwa impian dan keyakinan mereka tak sebesar impian dan keyakinan kita pada-Nya.

Bener2 luar biasa resep obat anti nyinyir dr kang Dewa Eka Prayoga

Shopping Cart

No products in the cart.

Return to shop

MCI Store

Selamat datang di MCI Store. Anda terhubung dengan CS Edy. Kami siap membantu Anda.

Selamat datang, ada yang bisa Saya bantu

WhatsApp Form